Pertanian Brunei Darussalam
Disini kita akan membahas tentang pertanian yang ada di Brunei Darussalam,
sebelum kita membahas sektor pertanianya mari kita sidikit mengenal negara
Brunei Darussalam.
Brunei Darussalam, negara tetangga yang jarang mendapat perhatian. Banyak
diantara kita yang tidak begitu mengenal negara yang masih berbagi pulau yang
sama dengan Indonesia, di Kalimantan. Mari saya perkenalkan anda dengan Brunei
Darussalam, negara terkaya ke-5 di dunia dilihat dari GDP (Gross domestic
product) per capita.
Brunei didirikan oleh Awang Alak Betatar, yang ketika menemukan muara sungai
Brunei, berkata “Baru nah!” yang berubah menjadi Barunai, dan kemudian menjadi
Brunei. Selain itu kata “Barunai” juga berasal dari bahasa Sanskerta “Varun”
yang berarti laut. Sementara “Darussalam” mempunyai arti “negeri sejahtera”.
Brunei adalah negara berbentuk kesultanan, yang saat ini dipimpin Sultan
Hassanal Bolkiah. Falsafah negara Brunei adalah Melayu Islam Beraja (MIB).
Melayu sebagai akar budaya bangsa, islam sebagai agama negara dan panduan
masyarakat Brunei, dan beraja (kerajaan) sebagai sistem negara dan pemerintahan
di Brunei.
Pertanian Brunei
Brunei memiliki
kegiatan dalam memajukan pertaniannya yakini dengan mengadakan kegiatan MENUAI PADI- 17 Agustus
di Kawasan kemajuan Pertanian projek Penanaman
padi wasan (Lokasi Proyek Wasan
Of Tanam Padi)
dan adanya peluncurkan Padi Proyek yang
dikenal sebagai "Budidaya Padi
Menuju Pencapaian Swasembada Produksi Padi
di Brunei Darussalam".
Brunei Darussalam telah menggerakkan
inisiatif penanaman padi skala besar
terhadap peningkatan produksi beras lokal. Hal ini melibatkan perluasan areal budidaya dari saat ini 1.300 hektar
untuk hampir 4.500
hektar pada tahun 2010 untuk mencapai 20 persen
swasembada DAN hampir
10.000 hektar pada
tahun 2015 untuk mencapai 60
persen swasembada. Mulia Sultan Haji
Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin
Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan of
Brunei Darussalam setuju untuk meluncurkan proyek yang disebut "Budidaya padi untuk mencapai swasembada
produksi beras di Brunei Darussalam, dan menyatakan nama baru untuk beras lokal
". Acara peluncuran berlangsung kemarin pagi di Wasan Padi Farm at Kampong Wasan
di Muara Distrik
Brunei.
Departemen
Perindustrian dan Primer Sumber Daya berusaha untuk meningkatkan produksi beras (beras yang
dikenal dengan nama "Beras
Laila”) negara itu dari 3 butir satu dua
persen swasembada, yang setara dengan sekitar 983 metrik ton saat ini menjadi 20 persen
swasembada atau 5.008
ratus delapan puluh metrik ton pada 2010
dan meningkatkan produksi hingga
60 persen swasembada pada tahun
2015.
Mulia kemudian melakukan tur bibit pembibitan dan menanam
berbagai padi diteliti
bersama oleh Brunei Darussalam dan Republik Filipina. Mulia dan
Sekretaris Filipina Pertanian,
Yang Mulia Arthur Yap, bersama-sama menanam
padi menggunakan seeder
gendang. Pemerintah Mulia telah memberikan hampir
lima hektar lahan untuk
kolaborasi ini untuk menumbuhkan
tujuh varietas padi.
Semacam ini kolaborasi juga merupakan upaya Brunei
Darussalam terhadap lebih meningkatkan hubungan kerja sama dengan
negara-negara lain.
Mulia kemudian melanjutkan untuk mengikuti kegiatan penanaman padi di lokasi budidaya
petani padi lokal
dengan menggunakan teknologi moden
dalam bentuk padi transplanter. Dalam pelaksanaan
proyek ini, Departemen Perindustrian dan Sumber Daya Primer terus
akan memantau area pembangunan pertanian ini terutama untuk memastikan bahwa petani praktek manajemen
budidaya padi sistematis
seperti penanaman serentak di semua bidang serta pengendalian
penyakit budidaya praktek.
Permintaan beras sebagai makanan pokok
di Brunei Darussalam diperkirakan akan meningkat mengikuti pertumbuhan penduduk yang
rata-rata antara satu koma lima
persen dan dua persen per tahun.
Hal
ini diikuti dengan Yang Mulia
mengunjungi pameran tentang Ketahanan
Pangan dan penyediaan
infrastruktur pertanian untuk
daerah Wasan dan Bebuloh serta pada kegiatan
penelitian oleh Filipina Beras
Institute, PhilRice. Pemerintah Mulia menyadari
bahwa harga pasar yang diinginkan
oleh konsumen dan harga pasar yang dibutuhkan oleh petani berbeda. Apa
yang perlu dipahami oleh masyarakat
adalah bahwa pemerintah dalam berusaha untuk menyeimbangkan
dua kebutuhan bahu beban keuangan yang berat dalam bentuk subsidi. Subsidi yang
disediakan langsung adalah
dengan menetapkan harga pasar yang sesuai dan
secara tidak langsung melalui berbagai
bantuan dalam bahan baku seperti pupuk, pestisida dan
mesin serta bantuan dasar lain seperti infrastruktur
pertanian dasar.
Dengan diadakannya
kegiatan seperti ini akan lebih menunjang kinerja dan fungsi pemerintahan yang
berhubungan dengan kemajuan pertanian, selain itu kegiatan seperti ini akan
memberikan dampak yang sangant baik untuk mengarahkan kepertanian yang lebih
modern.