Selasa, 21 Oktober 2014

pertanian Brunei Darussalam



Pertanian Brunei Darussalam

Disini kita akan membahas tentang pertanian yang ada di Brunei Darussalam, sebelum kita membahas sektor pertanianya mari kita sidikit mengenal negara Brunei Darussalam.


Brunei Darussalam, negara tetangga yang jarang mendapat perhatian. Banyak diantara kita yang tidak begitu mengenal negara yang masih berbagi pulau yang sama dengan Indonesia, di Kalimantan. Mari saya perkenalkan anda dengan Brunei Darussalam, negara terkaya ke-5 di dunia dilihat dari GDP (Gross domestic product) per capita.
         Brunei didirikan oleh Awang Alak Betatar, yang ketika menemukan muara sungai Brunei, berkata “Baru nah!” yang berubah menjadi Barunai, dan kemudian menjadi Brunei. Selain itu kata “Barunai” juga berasal dari bahasa Sanskerta “Varun” yang berarti laut. Sementara “Darussalam” mempunyai arti “negeri sejahtera”.
         Brunei adalah negara berbentuk kesultanan, yang saat ini dipimpin Sultan Hassanal Bolkiah. Falsafah negara Brunei adalah Melayu Islam Beraja (MIB). Melayu sebagai akar budaya bangsa, islam sebagai agama negara dan panduan masyarakat Brunei, dan beraja (kerajaan) sebagai sistem negara dan pemerintahan di Brunei.

Pertanian Brunei

            Brunei memiliki kegiatan dalam memajukan pertaniannya yakini dengan mengadakan kegiatan MENUAI PADI- 17 Agustus di Kawasan kemajuan Pertanian projek Penanaman padi wasan (Lokasi Proyek Wasan Of Tanam Padi) dan adanya peluncurkan Padi Proyek yang dikenal sebagai "Budidaya Padi Menuju Pencapaian Swasembada Produksi Padi di Brunei Darussalam".

Brunei Darussalam telah menggerakkan inisiatif penanaman padi skala besar terhadap peningkatan produksi beras lokal. Hal ini melibatkan perluasan areal budidaya dari saat ini 1.300 hektar untuk hampir 4.500 hektar pada tahun 2010 untuk mencapai 20 persen swasembada DAN hampir 10.000 hektar pada tahun 2015 untuk mencapai 60 persen swasembada. Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang Di-Pertuan of Brunei Darussalam setuju untuk meluncurkan proyek yang disebut "Budidaya padi untuk mencapai swasembada produksi beras di Brunei Darussalam, dan menyatakan nama baru untuk beras lokal ". Acara peluncuran berlangsung kemarin pagi di Wasan Padi Farm at Kampong Wasan di Muara Distrik Brunei.

Departemen Perindustrian dan Primer Sumber Daya berusaha untuk meningkatkan produksi beras (beras yang dikenal dengan nama "Beras Laila”) negara itu dari 3 butir satu dua persen swasembada, yang setara dengan sekitar 983 metrik ton saat ini menjadi 20 persen swasembada atau 5.008 ratus delapan puluh metrik ton pada 2010 dan meningkatkan produksi hingga 60 persen swasembada pada tahun 2015.

Mulia kemudian melakukan tur bibit pembibitan dan menanam berbagai padi diteliti bersama oleh Brunei Darussalam dan Republik Filipina. Mulia dan Sekretaris Filipina Pertanian, Yang Mulia Arthur Yap, bersama-sama menanam padi menggunakan seeder gendang. Pemerintah Mulia telah memberikan hampir lima hektar lahan untuk kolaborasi ini untuk menumbuhkan tujuh varietas padi. Semacam ini kolaborasi juga merupakan upaya Brunei Darussalam terhadap lebih meningkatkan hubungan kerja sama dengan negara-negara lain.

Mulia kemudian melanjutkan untuk mengikuti kegiatan penanaman padi di lokasi budidaya petani padi lokal dengan menggunakan teknologi moden dalam bentuk padi transplanter. Dalam pelaksanaan proyek ini, Departemen Perindustrian dan Sumber Daya Primer terus akan memantau area pembangunan pertanian ini terutama untuk memastikan bahwa petani praktek manajemen budidaya padi sistematis seperti penanaman serentak di semua bidang serta pengendalian penyakit budidaya praktek. Permintaan beras sebagai makanan pokok di Brunei Darussalam diperkirakan akan meningkat mengikuti pertumbuhan penduduk yang rata-rata antara satu koma lima persen dan dua persen per tahun.

Hal ini diikuti dengan Yang Mulia mengunjungi pameran tentang Ketahanan Pangan dan penyediaan infrastruktur pertanian untuk daerah Wasan dan Bebuloh serta pada kegiatan penelitian oleh Filipina Beras Institute, PhilRice. Pemerintah Mulia menyadari bahwa harga pasar yang diinginkan oleh konsumen dan harga pasar yang dibutuhkan oleh petani berbeda. Apa yang perlu dipahami oleh masyarakat adalah bahwa pemerintah dalam berusaha untuk menyeimbangkan dua kebutuhan bahu beban keuangan yang berat dalam bentuk subsidi. Subsidi yang disediakan langsung adalah dengan menetapkan harga pasar yang sesuai dan secara tidak langsung melalui berbagai bantuan dalam bahan baku seperti pupuk, pestisida dan mesin serta bantuan dasar lain seperti infrastruktur pertanian dasar.

Dengan diadakannya kegiatan seperti ini akan lebih menunjang kinerja dan fungsi pemerintahan yang berhubungan dengan kemajuan pertanian, selain itu kegiatan seperti ini akan memberikan dampak yang sangant baik untuk mengarahkan kepertanian yang lebih modern.

kebijakan pemerintah dalam pertanain